Dulu (nggak pake kala), saya sering melakukan hal2 gila bersama teman saya, Hilla. Berawal dari pertemuan kami di SMP, tiap minggu kami selalu bersepeda ke Kalibendo. Memang bukan hal baru untuk saya sebab saya sudah bersepeda sejak masih SD. Jarak yang kami tempuh pada masa itu sekitar 40 km pulang-pergi dengan 50% tanjakan dan 50% turunan, jalan aspal. Pada masa itu, jarak itu sudah sangat jauh bagi kami, apalagi masih jarang yang rutin bersepeda gunung seperti kami. Tidak berhenti di situ, suatu ketika kami memutuskan melakukan hal yang “lebih”, kami memutuskan pergi ke Pal Tuding dengan bersepeda dari kota Banyuwangi. Perlu diketahui, Pal Tuding merupakan pos perhentian di kaki Kawah Ijen. Ketinggian di Pal Tuding mencapai 1900 meter dari permukaan laut, jangan berharap bertemu pemukiman di sekitarnya (sekali lagi pada masa itu), yang ada hanya hutan, hutan, hutan dan perkebunan. Jaman itu (lagi), jalan masih tidak semulus dan segampang saat ini. Jalan masih sempit dan rusak berat. Tanjakan super curam, aspal berpasir atau berlumut, turunan ekstim, atau jalan hancur dengan batu terlepas sebesar kepala manusia, komplit! Tanpa bekal memadai, tanpa persiapan, tanpa baju tebal (kami pakai kaos oblong & Hilla pakai sandal jepit) kami menempuh perjalanan sekitar 5 jam sejauh kurang lebih 40 km (berangkat saja). Parahnya, persediaan air kami habis, kurang makan dan diserang badai petir dan hujan deras tepat di Pal Tuding. Dalam hidup saya, jujur itu merupakan salah satu perjalanan terberat yang pernah saya lakukan. Umur kami masih 15-an waktu itu. Beruntung kami tidak harus menginap di tengah hutan! Satu hal yang kami sesali saat itu, kami tidak sempat mengabadikan kesempatan itu sama sekali, tidak ada foto atau catatan apapun, hal itu terjadi begitu saja.
Sekarang sudah lebih dari 9 tahun setelah salah satu kegilaan kami tersebut. Banyak sekali perubahan pada kami berdua. Saya masih tetap menggeluti sepeda gunung saya, Hilla lebih ke sepeda motor. Yeahhh.. life goes on.
Sekarang sudah lebih dari 9 tahun setelah salah satu kegilaan kami tersebut. Banyak sekali perubahan pada kami berdua. Saya masih tetap menggeluti sepeda gunung saya, Hilla lebih ke sepeda motor. Yeahhh.. life goes on.
No comments:
Post a Comment